PERKEMBANGAN IDEOLOGI DI INDONESIA

Disusun
oleh:
Endri
Wahono Putro
D1513029
Manajemen Administrasi
D1513029
Manajemen Administrasi
Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret
2013
Universitas Sebelas Maret
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, karena
atas karuniaNya lah penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah. Serta
keluarga dan teman teman penulis yang juga ikut membantu dalam penyusunan
makalah ini.
Serangkaian perjalanan Indonesia dari sebelum mencapai
kemerdekaan, kemerdekaan hingga setelah kemerdekaan diwarnai dengan berbagai
ideologi-idelogi. Berbagai ideologi berkembang dalam kehidupan di Indonesia.
Beberapa ideologi yang pernah mewarnai Indonesia diantaranya sosialisme,
marxisme, nasionalisme, tradisionalisme jawa, Islamisme dan lain sebagainya.
Berikut penulis akan menjalaskan ideologi apa saja yang berkembang di
Indonesia, dan bagaimana perkembangannya.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak. Penulis menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis dengan
senang hati akan menerima kritik dan saran yang membangun.
DATAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Adanya
berbagai macam ideologi yang terdapat di Indonesia berasal dari para
cendekiawan. Pada tahun 1900an para cendekiawan yang belajar di berbagai negara
telahdipengaruhi oleh berbagai macam ideologi. Cendekiawan merupakan tokoh
utama dalam pergerakan-pergerakan yang memperlihatkan hubungan antara politik
dengan ideologinya. Di Indonesia terdapat tiga jangka waktu tentang pembagian
masa ideologi yaitu revolusi bersenjata pada Agustus 1945, masa ‘Liberal’
Desember 1949 yang berlangsung hingga 1958-1959, serta masa Demokrasi Terpimpin
sampai pada tahun 1965 (Feith, 1988;liii). Pada masa sebelum hingga awal
kemerdekaan terdapat tiga ideologi yang ada di Indonesia. Soekarno dalam
“Nasionalisme, Islamisme dan Marxisme”, dalam Dibawah Bendera Revolusi (1964)
mengatakan tentang ideologi nasionalisme, islamisme serta marxisme di Indonesia
yang menjadi ideologi utama yang membawahi organisasi politik di Indonesia.
Ketiganya walaupun saling berkontradiksi namun masing-masing memiliki pandangan
tersendiri yang mengarah pada satu tujuan yaitu persatuan.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan pemaparan latar
belakang di atas, penulis dapat menyimpulkan beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Apa yang dimaksud ideologi
itu?
2. Apa yang dimaksud ideologi nasionalisme, islamisme, dan marxisme itu?
3. Bagaimana perkembangan ketiga ideologi tersebut Indonesia?
2. Apa yang dimaksud ideologi nasionalisme, islamisme, dan marxisme itu?
3. Bagaimana perkembangan ketiga ideologi tersebut Indonesia?
C. Tujuan penulisan
Adapun manfaat yang dapat diambil dari makalah ini adalah:
1.
Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud
dengan ideologi.
2.
Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud
dengan ideologi nasionalisme, islamisme, dan marxisme.
3.
Untuk mengetahui bagaimana perkembangan ketiga
ideologi tersebut.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ideologi
Kata ideologi berasal dari bahasa Yunani “idea” dan “logos”. idea
mengandung arti mengetahui pikiran, melihat dengan budi. Adapun kata logos
mengandung arti gagasan, pengertian, kata, dan ilmu. jadi, ideologi berarti
kumpulan ide atau gagasan, pemahaman-pemahaman, pendapat-pendapat, atau
pengalaman-pengalaman.
Istilah ideologi dicetuskan oleh Antoine Destutt Tracy (1757-1836),
seorang ahli filsafat prancis. menurutnya, ideologi merupakan cabang filsafat
yang disebut science de ideas ( sains tentang ide ). Pada tahun 1796, ia
mendefinisikan ideologi sebagai ilmu tentang pikiran manusia, yang mampu
menunjukkan jalan yang benar menuju masa depan. Dengan begitu, pada awal
kemunculannya, ideologi berarti ilmu tentang terjadinya cita-cita, gagasan, dan
buah pikiran.
Dalam
perkembangannya, ideologi didefinisikan sebagai berikut:
1. Menurut
Descartes, ideologi adalah inti dari semua pikiran manusia
2. Menurut
Machiavelli, ideologi adalah sistem perlindungan kekuasaan yang dimiliki oleh
penguasa.
3. Menurut
Thomas Hobbes, Ideologi adalah seluruh cara untuk melindungi kekuasaan
pemerintah agar dapat bertahan dan mengatur rakyatnya.
4. Menurut
Francis Bacon, ideologi adalah paduan atau gabungan pemikiran mendasar dari
suatu konsep
5. Menurut
Karl Marx, ideologi adalah alat untuk mencapai kesetaraan dan kesejahteraan
bersama dalam masyarakat.
B. Ideologi nasionalisme, ilsamisme, dan marxisme
1.
Ideologi nasionalisme
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan dan
mempertahankan kedaulatan sebuah negara (dalam bahasa Inggris “nation”) dengan
mewujudkan satu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu “identitas budaya” debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah sumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan, dan sebagainya.
Para nasionalis menganggap negara adalah berdasarkan beberapa “kebenaran politik” (political legitimacy). Bersumber dari teori romantisme yaitu “identitas budaya” debat liberalisme yang menganggap kebenaran politik adalah sumber dari kehendak rakyat, atau gabungan kedua teori itu.
Para ilmuwan politik biasanya menumpukan penyelidikan mereka kepada nasionalisme yang ekstrem seperti nasional sosialisme, pengasingan, dan sebagainya.
Nasionalisme merupakan sebuah penemuan sosial yang
paling menakjubkan dalam perjalanan sejarah manusia, paling tidak dalam seratus
tahun terakhir. Tak ada satu pun ruang sosial di muka bumi yang lepas dari
pengaruh ideologi ini. Tanpa nasionalisme, lajur sejarah manusia akan berbeda
sama sekali. Berakhirnya perang dingin dan semakin merebaknya gagasan dan
budaya globalisme (internasionalisme) pada dekade 1990-an hingga sekarang,
khususnya dengan adanya teknologi komunikasi dan informasi yang berkembang
dengan sangat akseleratif, tidak dengan serta-merta membawa lagu kematian bagi
nasionalisme.
Zernatto (1944), kata nation berasal dari kata Latin natio yang berakar pada kata nascor ’saya lahir’. Selama Kekaisaran Romawi, kata natio secara peyoratif dipakai untuk mengolok-olok orang asing.
Zernatto (1944), kata nation berasal dari kata Latin natio yang berakar pada kata nascor ’saya lahir’. Selama Kekaisaran Romawi, kata natio secara peyoratif dipakai untuk mengolok-olok orang asing.
2.
Ideologi islamisme
Ideologi Islam adalah sistem politik yang berdasar akidah agama Islam. istilah dan definisi ideologi Islam mempunyai istilah dan definisi yang berbeda-beda di antara para pemikir terkemuka Islam.
Ideologi Islam adalah sistem politik yang berdasar akidah agama Islam. istilah dan definisi ideologi Islam mempunyai istilah dan definisi yang berbeda-beda di antara para pemikir terkemuka Islam.
Islam dilahirkan dari proses berfikir yang menghasilkan keyakinan yang teguh terhadap keberadaan (wujud)
Allah sebagai Sang Pencipta dan
Pengatur Kehidupan, alam semesta dan seluruh isinya, termasuk manusia. Darinya
lahir keyakinan akan keadilan dan kekuasaan Allah Yang Maha Tahu dan Maha
Pengatur, Allah telah mewahyukan aturan hidup, yaitu syariat Islam yang sempurna dan diperuntukkan
bagi manusia. Syariat Islam tersebut bersumber pada Al Qur'an dan Al Hadist. Dari keyakinan ini tumbuhlah
keyakinan akan adanya rasul dari golongan manusia, yang menuntun dan mengajarkan
manusia untuk mentaati penciptanya, dan meyakini akan adanya hari perjumpaan
dengan Allah SWT. Aturan hidup yang dimaksud merupakan aturan hidup yang
bersumber dari wahyu Allah. Aturan ini mengatur berbagai cara hidup manusia
yang berlaku dimana saja dan kapan saja, tidak terikat ruang dan waktu. Dari
peraturan yang mengikat individu ataupun masyarakat dan bahkan
sistem kenegaraan. Seluruhnya ada diatur dalam Islam.
3.
Ideologi marxisme
Marxisme adalah sebuah paham yang mengikuti
pemikiran-pemikiran Karl Marx. Marx menyusun sebuah teori besar yang berkaitan
dengan sistem ekonomi, sistem sosial, dan sistem politik. Pada
awalnya Marxisme adalah ilmu sejarah yang terdiri atas suatu sistem
konsep-konsep ilmiah baru yang memungkinkan mempelajari sejarah sebagai sebuah
ilmu. Sebelumnya, kisah-kisah sejarah hanya menjadi ideologi atau filsafat dan
bukan sebagai ilmu yang mandiri. Oleh Karl Marx, paham ini disebut
“materialisme sejarah” atau “materialisme historis”, sedangkan oleh Friedrich
Engels disebut “materialisme dialektis”. Maka kombinasi gagasan
Marx dan Engels ini dikenal dengan metode Materialisme – Dialektika –
Historis.
Marxisme merupakan dasar teori komunisme modern. Teori
ini tertuang dalam buku Manisfesto Komunis yang dibuat oleh Marx dan Friedrich
Engels. Marxisme merupakan bentuk protes Marx terhadap paham kapitalisme. Ia
menganggap bahwa kaum kapital mengumpulkan uang dengan mengorbankan kaum
proletar. Kondisi kaum proletar sangat menyedihkan karena dipaksa bekerja
berjam-jam dengan upah minimum, sementara hasil pekerjaan mereka hanya dinikmati
oleh kaum kapitalis. Banyak kaum proletar yang harus hidup di daerah pinggiran
dan kumuh. Marx berpendapat bahwa masalah ini timbul karena adanya
"kepemilikan pribadi" dan penguasaan kekayaan yang didominasi
orang-orang kaya. Untuk menyejahterakan kaum proletar, Marx berpendapat bahwa
paham kapitalisme diganti dengan paham komunisme. Bila kondisi ini terus
dibiarkan, menurut Marx, kaum proletar akan memberontak dan menuntut keadilan.
Inilah dasar dari marxisme. Dan di Indonesia, paham ini lebih sering disebut
sebagai komunisme.
C. Perkembangan ideologi nasionalisme, islamisme, dan marxisme.
1.
Ideologi nasionalisme
Nasionalisme
Indonesia adalah suatu gerakan kebangsaan yang timbul pada bangsa
Indonesia untuk menjadi sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat. Sejak abad 19
dan abad 20 muncul benih-benih nasionalisme pada bangsa Asia Afrika khususnya Indonesia.
Ada beberapa faktor munculnya ideologi ini di Indonesia.
Yaitu faktor internal dan eksternal. Adapun
dari faktor internal sebagai berikut:
·
Kenangan kejayaan masa lampau
Bangsa-bangsa Asia dan Afrika sudah pernah mengalami
masa kejayaan sebelum masuk dan berkembangnya imperialisme dan kolonialisme
barat. Bangsa India, Indonesia, Mesir, dan Persia pernah mengalami masa kejayaan sebagai
bangsa yang merdeka dan berdaulat. Kejayaan masa lampau mendorong semangat
untuk melepaskan diri dari penjajahan. Bagi Indonesia kenangan kejayaan masa
lampau tampak dengan adanya kenangan akan kejayaan pada masa kerajaan Majapahit dan Sriwijaya. Dimana pada
masa Majapahit, mereka mampu menguasai daerah seluruh Nusantara, sedangkan
masa Sriwijaya mampu berkuasa di lautan karena maritimnya yang kuat.
·
Perasaan senasib dan sepenanggungan akibat penderitaan dan kesengsaraan
masa penjajahan
Penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa
terhadap bangsa Asia, Afrika mengakibatkan mereka hidup miskin dan menderita
sehingga mereka ingin menentang imperialisme barat.
·
Munculnya golongan cendekiawan
Perkembangan pendidikan menyebabkan munculnya golongan
cendekiawan baik hasil dari pendidikan barat maupun pendidikan Indonesia
sendiri. Mereka menjadi penggerak dan pemimpin munculnya organisasi pergerakan
nasional Indonesia yang selanjutnya berjuang untuk melawan penjajahan.
·
Paham nasionalis yang berkembang dalam bidang politik, sosial ekonomi,
dan kebudayaan
1.
Dalam bidang
politik, tampak dengan upaya gerakan nasionalis menyuarakan aspirasi masyarakat
pribumi yang telah hidup dalam penindasan dan penyelewengan hak asasi manusia.
Mereka ingin menghancurkan kekuasaan asing/kolonial dari Indonesia.
2.
Dalam bidang
ekonomi, tampak dengan adanya usaha penghapusan eksploitasi ekonomi asing.
Tujuannya untuk membentuk masyarakat yang bebas dari kesengsaraan dan
kemelaratan untuk meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia.
3.
Dalam bidang
budaya, tampak dengan upaya untuk melindungi, memperbaiki dan mengembalikan
budaya bangsa Indonesia yang hampir punah karena masuknya budaya asing di
Indonesia. Para nasionalis berusaha untuk memperhatikan dan menjaga serta
menumbuhkan kebudayaan asli bangsa Indonesia.
Sedangkan faktor
eksternal sebagai berikut:
·
Kemenangan Jepang atas Rusia (1905)
Pada tahun 1904-1905 Jepang melawan Rusia dan tentara Jepang berhasil mengalahkan Rusia. Hal
ini dikarenakan, modernisasi yang dilakukan Jepang yang telah membawa kemajuan
pesat dalam berbagai bidang bahkan dalam bidang militer. Awalnya
dengan kekuatan yang dimiliki tersebut Jepang mampu melawan Korea tetapi kemudian dia melanjutkan ke Manchuria dan beberapa
daerah di Rusia. Keberhasilan Jepang melawan Rusia inilah yang mendorong
lahirnya semangat bangsa-bangsa Asia Afrika mulai bangkit melawan bangsa asing
di negerinya.
·
Gerakan Kebangsaan Filipina
Digerakkan oleh Jose Rizal dengan tujuan
untuk mengusir penjajah bangsa Spanyol di wilayah Filipina. Novel yang
dikarangnya berupa Noli Me Tangere (Jangan Sentuh Aku). Jose ditangkap
tanggal 30 September 1896 dijatuhi hukuman mati. Akhirnya dilanjutkan Emilio
Aquinaldo yang berhasil
memproklamasikan kemerdekaan Filipina tanggal 12 Juni 1898 tetapi Amerika Serikat berhasil
menguasai Filipina dari kemerdekaan baru diberikan Amerika Serikat pada 4 Juli 1946.
·
Gerakan Nasionalis Rakyat Cina
Gerakan ini dipimpin oleh Dr. Sun Yat Sen, yang
mengadakan pembaharuan dalam segala sektor kehidupan bangsa Cina. Dia menentang
kekuasaan Dinasti Mandsyu. Dasar gerakan San Min Chu I: 1. Republik Cina
adalah suatu negara nasional Cina 2. Pemerintah Cina disusun atas dasar
demokrasi (kedaulatan berada di tanggan rakyat) 3. Pemerintah Cina mengutamakan
kesejahteraan sosial bagi rakyatnya. Apa yang dilakukan oleh Dr. Sun Yat Sen
sangat besar pengaruhnya terhadap pergerakan rakyat Indonesia. Terlebih lagi
setelah terbentuknya Republik Nasionalis Cina (1911)
Karena adanya faktor pendukung
diatas maka di Indonesiapun mulai muncul semangat nasionalisme. Semangat
nasionalisme ini digunakan sebagai ideologi/paham bagi organisasi pergerakan
nasional yang ada. Ideologi Nasional di Indonesia diperkenalkan oleh Partai Nasional Indonesia (PNI) yang
diketuai oleh Ir. Soekarno. PNI bertujuan untuk
memperjuangkan kehidupan bangsa Indonesia yang bebas dari penjajahan. Sedangkan
cita-citanya adalah mencapai Indonesia merdeka dan berdaulat, serta mengusir
penjajahan pemerintahan Belanda di Indonesia. Dengan Nasionalisme dijadikan sebagai
ideologi maka akan menunjukkan bahwa suatu bangsa memiliki kesamaan budaya,
bahasa, wilayah serta tujuan dan cita-cita. Sehingga akan merasakan adanya
sebuah kesetiaan yang mendalam terhadap kelompok bangsa tersebut.
Sebagai upaya menumbuhkan rasa nasionalisme di
Indonesia diawali dengan pembentukan identitas nasional yaitu dengan adanya
penggunaan istilah “Indonesia” untuk menyebut negara kita ini. Dimana
selanjutnya istilah Indonesia dipandang sebagai identitas nasional, lambang
perjuangan bangsa Indonesia dalam menentang penjajahan. Kata yang mampu
mempersatukan bangsa dalam melakukan perjuangan dan pergerakan melawan
penjajahan, sehingga segala bentuk perjuangan dilakukan demi kepentingan
Indonesia bukan atas nama daerah lagi. Istilah Indonesia mulai digunakan
sejak :
1.
J.R. Logan
menggunakan istilah Indonesia untuk menyebut penduduk dan kepulauan nusantara
dalam tulisannya pada tahun 1850.
2.
Earl G. Windsor
dalam tulisannya di media milik J.R. Logan tahun 1850 menyebut penduduk nusantara dengan Indonesia.
3.
Serta
tokoh-tokoh yang mempopulerkan istilah Indonesia di dunia internasional.
4.
Istilah
Indonesia dijadikan pula nama organisasi mahasiswa di negara Belanda yang
awalnya bernama Indische Vereninging menjadi Perhimpunan Indonesia.
5.
Nama majalah Hindia Putra menjadi Indonesia Merdeka
6.
Istilah
Indonesia semakin populer sejak Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928. Melalui Sumpah Pemuda kata Indonesia dijadikan
sebagai identitas kebangsaan yang diakui oleh setiap suku bangsa,
organisasi-organisasi pergerakan yang ada di Indonesia maupun yang di luar
wilayah Indonesia.
Tahapan perkembangan nasionalisme Indonesia
adalah sebagai berikut:
·
Periode Awal Perkembangan
Dalam periode ini gerakan nasionalisme diwarnai dengan
perjuangan untuk memperbaiki situasi sosial dan budaya. Organisasi yang muncul
pada periode ini adalah Budi Utomo, Sarekat Dagang Indonesia, Sarekat Islam,
dan Muhammadiyah.
·
Periode
Nasionalisme Politik
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia mulai
bergerak dalam bidang politik untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. Organisasi
yang muncul pada periode ini adalah Indische Partij dan Gerakan Pemuda.
·
Periode
Radikal
Dalam periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia
ditujukan untuk mencapai kemerdekaan baik itu secara kooperatif maupun non
kooperatif (tidak mau bekerjasama dengan penjajah). Organisasi yang bergerak
secara non kooperatif, seperti Perhimpunan Indonesia, PKI, PNI.
·
Periode
Bertahan
Periode ini, gerakan nasionalisme di Indonesia lebih
bersikap moderat dan penuh pertimbangan. Diwarnai dengan sikap pemerintah
Belanda yang sangat reaktif sehingga organisasi-organisasi pergerakan lebih
berorientasi bertahan agar tidak dibubarkan pemerintah Belanda. Organisasi dan
gerakan yang berkembang pada periode ini adalah Parindra, GAPI, Gerindo.
Dari perkembangan nasionalisme tersebut akhirnya mampu
menggalang semangat persatuan dan cita-cita kemerdekaan sebagai bangsa
Indonesia yang bersatu dari berbagai suku di Indonesia. Nasionalisme adalah
rasa luhur yang dimiliki bangsa Indonesia, cerminan dari komitmen yang pernah
diikrarkan berpuluh-puluh tahun lampau, bertolak dari rasa persaudaraan,
senasib sepenanggungan.
2.
Ideologi
Islamisme
Dalam
perkembangannya, ketika pembahasan mengenai hubungan agama dan negara semakin
mengerucut, anggota BPUPKI yang masuk dalam kategori ideologi. Kebangsaan dan
Barat Modern sekuler ini bergabung menjadi satu kelompok yang Disebut
nasionalis sekuler, sedangkan para anggota BPUPKI yang berideologi Islam
dikenal dengan sebutan nasionalis Islam. Ternyata di dalam Naskah Persiapan UUD
1945 jilid II yang disusun oleh Yamin, tidak satupun memuat pidato para anggota
Nasionalis Islam. Dalam hal ini, yang dimuat hanyalah tiga, yaitu (1) pidato
Soekarno, (2) pidato Yamin, dan (3) pidato Soepomo. Sedangkan,menurut catatan,
BPUPKI juga berhasil merumuskan dasar negara dan bentuk pemerintahan melalui
pemungutan suara. Terdapat 45 suara pemilih dasar negara adalah kebangsaan,
sedang 15 suara memilih Islam sebagai dasar negara.
Dalam agama Islam memang tidak terdapat atau ditemukan referensi
utuh yang dapat dijadikan rujukan murni tentang bagaimana hubungan agama dengan
negara, sehingga yang demikian itu semakin menambah tidak menyatunya sikap dan
pendapat yang berkembang, dikarenakan petunjuk yang ada masih mengandung multi
interpretatif. Akibatnya, dalam soal konsepsi relasi Islam dan Negara pun, umat
Islam juga tidak memiliki pandangan yang seragam.Mengenai hal ini, setidaknya
dapat kita bedakan tiga tipologi kelompok aliran pandangan dalam soal relasi
agama-negara tersebut:
Pertama, mereka yang berpandangan bahwa Islam merupakan agama
sempurna yang mengatur segala aspek kehidupan umat manusia, termasuk mengatur
kehidupan bernegara (fundamentalis).
Kedua,
adalah pendapat yang berpandangan Islam hanya memberikan dasar-dasar universal
sementara yang diserahkan sepenuhnya kepada umat manusia. Mereka berpendapat
bahwa agama adalah sesuatu yang privat. Aliran ini sering disebut sebagai
sekulerisme, yaitu suatu paham yang memisahkan persoalan keagamaan dari
persoalan kenegaraan (sekuler).
Ketiga, adalah kelompok yang berpandangan bahwa antara agama dan
Negara memiliki hubungan komplementer, di mana masing-masing saling melengkapi.
Sehingga sering dikatakan bahwa agama memerlukan Negara dan Negara memerlukan
agama (moderat).
Pendapat salah satu tokoh nasional, Soekarno, seorang pembela pemisahan
agama dengan Negara, mengatakan bahwa Islam di Indonesia bukanlah urusan
Negara. Sementara itu, sebagian kalangan Islam berpandangan bahwa Islam dan
Negara merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu,
menurut kelompok ini, hukum-hukum yang diberlakukan dalam sebuah negara harus
didasarkan pada tiga prinsip: Pertama, kesatuan wilayah Islam; Kedua, kesatuan
rujukan syariat yang tertinggi, yang tercermin dalam Al-Quran dan Al-Sunnah;
dan Ketiga, kesatuan kepemimpinan yang tersentralisir yang tercermin dalam
pemimpin yang tertinggi atau khalifah, yang memimpin daulah orang Islam dengan
ajaran Islam. Tetapi sebagaimana telah diungkapkan di atas, tidak semua
umat Islam memilki pandangan tersebut. Ada umat Islam yang berpandangan bahwa
Islam hanya memberikan dasar-dasar etis universal, termasuk di dalamnya adalah
mengenai persoalan berbangsa dan bernegara. Bagi kalangan ini, Islam tidak
mengatur secara komprehensif bagaimana sebuah Negara itu didirikan dan atas
dasar apa negara itu dibangun.
3.
Ideologi
marxisme
Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah partai politik
di Indonesia
yang berideologi marxisme/komunis. Dalam sejarahnya, PKI pernah berusaha
melakukan pemberontakan melawan pemerintah kolonial Belanda pada 1926, mendalangi pemberontakan PKI
Madiun pada tahun 1948, serta mendalangi peristiwa G30S/PKI dan
terlibat kasus pembunuhan 6 jenderal TNI AD di Jakarta pada tanggal 30
September 1965.
Partai ini didirikan atas inisiatif tokoh sosialis Belanda, Henk Sneevliet pada 1914, dengan nama Indische
Sociaal-Democratische Vereeniging (ISDV) (atau Persatuan Sosial Demokrat Hindia Belanda). Keanggotaan awal
ISDV pada dasarnya terdiri atas 85 anggota dari dua partai sosialis Belanda,
yaitu SDAP (Partai Buruh Sosial Demokratis) dan SDP (Partai Sosial Demokratis),
yang aktif di Hindia Belanda
Pada saat pembentukannya,
ISDV tidak menuntut kemerdekaan Indonesia. Pada saat itu, ISDV mempunyai
sekitar 100 orang anggota, dan dari semuanya itu hanya tiga orang yang
merupakan warga pribumi Indonesia. Namun demikian, partai ini dengan cepat
berkembang menjadi radikal dan anti kapitalis. Di bawah pimpinan Sneevliet
partai ini merasa tidak puas dengan kepemimpinan SDAP di Belanda, dan yang
menjauhkan diri dari ISDV. Pada 1917, kelompok reformis dari ISDV memisahkan diri dan membentuk
partainya sendiri, yaitu Partai Demokrat Sosial Hindia.Pada 1917 ISDV
mengeluarkan penerbitannya sendiri dalam bahasa Melayu, "Soeara
Merdeka".
Di bawah kepemimpinan Sneevliet, ISDV yakin bahwa Revolusi Oktober seperti yang terjadi di Rusia harus diikuti Indonesia. Kelompok ini berhasil mendapatkan
pengikut di antara tentara-tentara dan pelaut Belanda yang ditempatkan di
Hindia Belanda. Dibentuklah "Pengawal Merah" dan dalam waktu tiga
bulan jumlah mereka telah mencapai 3.000 orang. Pada akhir 1917, para tentara
dan pelaut itu memberontak di Surabaya, sebuah pangkalan angkatan laut utama di
Indonesia saat itu, dan membentuk sebuah dewan
soviet. Para
penguasa kolonial menindas dewan-dewan soviet di Surabaya dan ISDV. Para
pemimpin ISDV dikirim kembali ke Belanda, termasuk Sneevliet. Para pemimpin
pemberontakan di kalangan militer Belanda dijatuhi hukuman penjara hingga 40
tahun.
ISDV terus melakukan kegiatannya, meskipun dengan cara bergerak di
bawah tanah. Organisasi ini kemudian menerbitkan sebuah terbitan yang lain, Soeara
Ra’jat. Setelah
sejumlah kader Belanda dikeluarkan dengan paksa, ditambah dengan pekerjaan di
kalangan Sarekat Islam, keanggotaan organisasi ini pun mulai berubah dari
mayoritas warga Belanda menjadi mayoritas orang Indonesia.
Pada awalnya PKI adalah gerakan yang berasimilasi ke dalam Sarekat
Islam. Keadaan yang semakin parah dimana ada perselisihan antara para
anggotanya, terutama di Semarang dan Yogyakarta membuat Sarekat Islam melaksanakan disiplin partai. Yakni melarang anggotanya mendapat
gelar ganda di kancah perjuangan pergerakan indonesia. Keputusan tersebut tentu saja
membuat para anggota yang beraliran komunis kesal dan keluar dari partai dan
membentuk partai baru yang disebut ISDV. Pada Kongres ISDV di Semarang (Mei 1920), nama organisasi ini diubah menjadi Perserikatan Komunis di
Hindia. Semaoen diangkat sebagai ketua partai.
PKH adalah partai komunis pertama di Asia yang menjadi bagian dari
Komunis
Internasional. Henk Sneevliet mewakili partai ini pada kongresnya kedua Komunis Internasional pada
1920.
Pada 1924 nama partai ini sekali lagi
diubah, kali ini adalah menjadi Partai
Komunis Indonesia (PKI).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
·
Istilah ideologi dicetuskan oleh Antoine Destutt
Tracy (1757-1836), seorang ahli filsafat prancis.
·
Ideologi adalah gabungan dari semua pemikiran
manusia untuk mencapai kesejahteraan.
·
Nasionalisme adalah satu paham yang menciptakan
dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara.
·
Ideologi nasionalisme muncul di Indonesia pada
abad 19.
·
Ideologi
Islam/islamisme adalah sistem politik yang
berdasar akidah agama Islam.
·
Marxisme adalah ilmu sejarah yang terdiri atas
suatu sistem konsep-konsep ilmiah baru yang memungkinkan mempelajari sejarah
sebagai sebuah ilmu.
·
Marxisme adalah dasar dari komunisme modern.
·
Komunis mulai
muncul di Indonesia pada tahun 1914 dengan dibentuknya ISDV.
·
Partai Komunis
Indonesia terbentuk pada tahun 1924 akibat perubahan nama dari ISDV.
DAFTAR PUSTAKA
google.co.id
http://id.wikipedia.org/wiki/Nasionalisme_Indonesia
jikuk sik
BalasHapushaha, oke sip
BalasHapusSangat membantu sekali, kami bisa mengetahui bagaimana perkembangan ideologi di tanah air
BalasHapus